Wednesday, October 9, 2013

Tenggelam dalam Informasi

Saat ini kita hidup di suatu era di mana gampang sekali mendapatkan aneka informasi.

Mau tau sesuatu? Tinggal tanya mbah Google, maka akan ada banyak sekali link menuju informasi yang ingin diketahui.

Tapi apakah memang semudah itu untuk mendapatkan informasi?

Menurut gw, justru saat ini lebih susah untuk mendapatkan informasi yang reliable.
Mengapa?
Soalnya banyak sekali orang-orang yang mencoba menganalisa/mereview sesuatu dari sisi orang awam. Susahnya, review dari sisi orang awam seringkali menghasilkan review yang subjektif, tidak lagi objektif.

Sebagai konsumen, gw sih bingung karena ada banyak sekali macam barang yang tersedia. Dari yang super murah sampai dengan super mahal, semua ada.
Dari yang kualitasnya entah kenapa bisa lolos seleksi sampai yang sudah super canggih sampai sudah bingung gimana cara makenya.

Tanya sana sini, mencari informasi, makin bingung karena kok banyak sekali pendapat.

Sebagai orang yang (ngakunya) kerja sebagai engineer, gw tau kok pentingnya memahami konsep dasar dalam proses dan sistem, tapi untuk aplikasi sehari-hari, terlalu banyak teori itu malah akan membuat mumet.

Jadi gampangnya, biasanya gw memfilter informasi seperti ini:

  • sumber teori -> artikel ilmiah akan lebih valid ketimbang review
  • siapa yang menulis artikel/review beserta karakter penulis: orang yang sotoy, hobi nakut-nakutin -> coret!
selebihnya... mari biarkan logika dan insting yang bekerja dan semoga gw ga kelelep duluan, hihihi...

Tuesday, October 1, 2013

How to: Mengkalkulasi Kebutuhan Lampu Suatu Ruangan

Mumpung saat ini gw lagi merenovasi rumah, gw berpikir untuk sekalian mengganti lampu-lampu yang ada dengan lampu LED.

Kebetulan jumlah titik lampu di rumah juga berubah, jadi kayaknya ini saat yang tepat untuk menghitung-hitung lagi.

Biasanya sih, kalau pas kita beli lampu, yang kita perhatikan itu Watt-nya.
Ga salah sih, karena konsumsi watt nya itu ntar bakal mempengaruhi tagihan listrik bulanan (or pulsa listrik buat yang prabayar).
Tapi jadi agak-agak kurang pas kalau watt nya itu yang dijadikan patokan untuk emisi cahaya.
Unit untuk emisi cahaya adalah lux.

Setiap lampu, baik pijar, CFL, LED, memiliki illuminence dengan unit satuan lumen alias lux x meter persegi.
Biasanya ketika kita membeli lampu CFL atau LED, di kemasannya tercantum keterangan seperti ini "sebanding dengan lampu pijar sekian watt".
Maknanya adalah lampu CFL atau LED itu memiliki jumlah lumen yang sama dengan lampu pijar.
Akan terlihat bahwa watt lampu CFL atau pun LED lebih kecil daripada watt yang diperlukan oleh lampu pijar dengan tingkat lumen yang sama.

Contoh cara membaca spesifikasi suatu lampu:

  • lampu LED keluaran produsen A 
    • Wattage: 8 W
    • Lumen: 400 lmn
  • lampu LED keluaran produsen B
    • Wattage: 9 W
    • Lumen: 600 lmn
  • lampu LED keluaran produsen B (tapi untuk market negara X)
    • Wattage: 7 W
    • Lumen: 600 lmn


lampu LED keluaran produsen B memiliki tingkatan lumen yang sama-sama 600 lmn, namun pemakaian daya listrik akan lebih hemat jika kita menggunakan yang memiliki wattage 7 W ketimbang 9W.
Sayangnya, tidak semua produsen mencantumkan secara eksplisit berapa lumen lampu yang mereka produksi. Pas terakhir gw cek di sebuah toko lampu, ada yang hanya mencantumkan kalimat "ekivalensi nya", kadang ada yang lengkap dengan lumen nya, kadang ada juga lumen/watt dan watt nya (artinya monggo hitung sendiri tuh itu berapa lumen, hehehe).

Informasi lain yang mungkin perlu diketahui adalah efisiensi luminous secara umum: (sumber: wikipedia)

Incandescent bulb: 12-18 lumens / watt
Halogen incandescent: 24 lumens / watt
Compact fluorescent: 45-75 lumens / watt
LED: 60-100+ lumens / watt

Terlihat bahwa tidak semua lampu LED lebih efisien daripada lampu CFL.

Setelah kita mengetahui spesifikasi lampu, sekarang saatnya melihat kebutuhan cahaya.
Masing-masing negara biasanya memiliki standar berapa lux yang dibutuhkan untuk suatu jenis ruangan.
Contoh untuk standar AUS: (sumber: Brightgreen.com )

Lux Level Standard (AU)

Step berikutnya adalah menghitung lumen yang dibutuhkan dengan rumusan:

lumen= lux x luas

Contoh: misal ada dapur berukuran 3 m x 3 m, maka lumen yang dibutuhkan: 160 x 3 x 3 = 1440 lumen
Jika misalnya yang dipergunakan adalah lampu dari produsen B (600 lumen), maka akan dibutuhkan 2-3 buah lampu.

Sebenarnya selain lumen ini, masih ada satuan satuan lain seperti CRI (colour rendering index), tapi tampaknya terlalu rumit untuk dibahas :)

Jadi sudah bisakah Anda menghitung berapa titik lampu dan jenis lampu yang akan dipasang?