Dua hari yang lalu, aku menonton Abraham Lincoln : Vampire Hunter.
Dialog yang terjadi seperti ini.
Ibuku bertanya, sebenarnya ada apa sih yang salah di Indonesia, katanya orangnya pintar-pintar, beragama, tapi kalau urusan korupsi juga jalan terus.
Jawabanku simpel.
Di sini, diajarkan untuk melakukan sesuatu di bawah ketakutan.
Manusia sebaiknya melakukan sesuatu karena manusia sadar bahwa hal itu baik, bukan hal yang merugikan.
Sama seperti manusia harus sadar bahwa suatu hal yang tidaklah baik, maka apalah gunanya dilakukan.
Jika semua orang sadar dengan segala perbuatannya detik per detik, maka tidak ada itu istilahnya khilaf, karena semua perbuatan dilakukan dengan sadar.
Orang yang melakukan sesuatu hanya karena takut, maka jikalau hal yang ditakutinya itu hilang, bukannya akan kehilangan makna dari pengerjaan hal tersebut?
Ada perbedaan kedalaman antara doing something only because you are afraid and because you know the real benefit of doing this thing.
Contoh sederhana..
Seberapa sering kamu telah mendengar kata-kata ini sepanjang hidupmu:
Aku tidak akan mengatakan bahwa tidak ada gunanya ketakutan.
Ada beberapa hal yang aku takuti, dan menurutku itu ada gunanya sebagai alarm buat diriku sendiri untuk tetap mawas diri.
Tapi aku mencoba mengakrabi ketakutan itu.
Apa penyebab ketakutan tersebut, dan apakah yang bisa kulakukan untuk membuatku bisa mengurangi rasa takut itu?
Mungkin akan ada yang bertanya, terus apa hubungannya antara ketakutan, kesadaran dengan quote-nya Henry Sturges itu.
Menurutku ketakutan lebih dekat dengan kebencian, ketimbang kesadaran dengan kekuatan.
Siapa yang suka berada dalam ketakutan?
Kita tidak suka rasa tidak berdaya ketika kita ketakutan.
Tapi jikalau manusia sudah sadar apa penyebab ketakutannya, maka itulah yang akan menjadi kekuatannya.
Tapi kali ini bukanlah bahasan mengenai film tersebut.
Hanya saja ada sebuah quote yang menarik dari film tersebut ketika seorang tokoh bernama Henry Sturges mengatakan hal seperti ini :
Real power comes not from hate but from truthEntah mengapa, kata-kata itu mengingatkanku pada sebuah dialog yang terjadi di meja makan keluargaku sekian tahun yang lalu. Kalau aku tidak salah ingat, sepertinya waktu itu aku masih duduk di bangku SMU.
Dialog yang terjadi seperti ini.
Ibuku bertanya, sebenarnya ada apa sih yang salah di Indonesia, katanya orangnya pintar-pintar, beragama, tapi kalau urusan korupsi juga jalan terus.
Jawabanku simpel.
Di sini, diajarkan untuk melakukan sesuatu di bawah ketakutan.
Manusia sebaiknya melakukan sesuatu karena manusia sadar bahwa hal itu baik, bukan hal yang merugikan.
Sama seperti manusia harus sadar bahwa suatu hal yang tidaklah baik, maka apalah gunanya dilakukan.
Jika semua orang sadar dengan segala perbuatannya detik per detik, maka tidak ada itu istilahnya khilaf, karena semua perbuatan dilakukan dengan sadar.
Orang yang melakukan sesuatu hanya karena takut, maka jikalau hal yang ditakutinya itu hilang, bukannya akan kehilangan makna dari pengerjaan hal tersebut?
Ada perbedaan kedalaman antara doing something only because you are afraid and because you know the real benefit of doing this thing.
Contoh sederhana..
Seberapa sering kamu telah mendengar kata-kata ini sepanjang hidupmu:
"Udah.. ga pa pa lagi begitu. Ga ada yang tahu juga kan?"-> jadi kamu tidak melakukan itu hanya karena kamu takut ada yang tahu, terus kalau tidak ada yang tahu jadinya tidak apa-apa?
Aku tidak akan mengatakan bahwa tidak ada gunanya ketakutan.
Ada beberapa hal yang aku takuti, dan menurutku itu ada gunanya sebagai alarm buat diriku sendiri untuk tetap mawas diri.
Tapi aku mencoba mengakrabi ketakutan itu.
Apa penyebab ketakutan tersebut, dan apakah yang bisa kulakukan untuk membuatku bisa mengurangi rasa takut itu?
Mungkin akan ada yang bertanya, terus apa hubungannya antara ketakutan, kesadaran dengan quote-nya Henry Sturges itu.
Menurutku ketakutan lebih dekat dengan kebencian, ketimbang kesadaran dengan kekuatan.
Siapa yang suka berada dalam ketakutan?
Kita tidak suka rasa tidak berdaya ketika kita ketakutan.
Tapi jikalau manusia sudah sadar apa penyebab ketakutannya, maka itulah yang akan menjadi kekuatannya.