Monday, August 27, 2012

Lesson Learnt from a Movie: Carnage

Sabtu kemarin, aku ke Blitzmegaplex bersama pasanganku dan temannya.
Tanpa tujuan film yang spesifik, kami menghabiskan waktu sekian menit untuk memilih film.

TDKR? Amazing Spiderman? Ice Age 4? Total Recall? Paranormal Experience? Three Stooges? Carnage.

Kelima film yang pertama disebutkan sudah kami tonton, jadi akhirnya pilihannya dipersempit antara Three Stooges dan Carnage.
Bersenjatakan rating dari IMDb, akhirnya kami memilih Carnage.

Sebenarnya, harapanku ketika memasuki studio tidaklah terlalu tinggi.
Walaupun review nya okay, tapi melihat genre filmnya yang drama, dan membaca sinopsinya, tampaknya kurang menarik walaupun aktrisnya mencakup Jodie Foster dan Kate Winslet.

Hal pertama yang mencuri perhatianku ketika opening title adalah disebutkan bahwa Carnage ini merupakan karya adaptasi dari Yasmine Reza.
Hmm, nama timur tengah. Mungkin suatu saat nanti
Yang kedua adalah nama sutradaranya, yaitu Roman Polanski.
Seperti yang diketahui khalayak umum, Roman Polanski saat ini berstatus pelarian dari Amerika, dengan karya yang terkenalnya seperti The Pianist ( also my favorite movie).

Film ini menceritakan tentang usaha antara kedua pasang orang tua untuk berdialog soal pertengkaran yang terjadi antara kedua mereka.
Terlihat bahwa dalam menghadapi suatu kasus, keempat orang tersebut mempunyai pandangan dan sikap yang berbeda.
Ada orang yang santai dan berusaha menganggap ringan, ada orang yang menganggap sangat serius, ada orang yang tidak mau tahu, ada juga orang yang berusaha tetap tenang walaupun sebenarnya memendam suatu perasaan.

Ketika orang dengan karakter yang berbeda, suatu masalah yang sebenarnya mudah dapat bergulir ke arah yang tak terduga. Ketidakpedulian, ketidakingintahuan, ketidakpekaan, ketidakjujuran, itu semua dapat menjadi bom waktu.
Selain itu, tentunya segala hal yang berlebihan (alias lebay), itu memang tidaklah baik.

Tapi apa yang paling berkesan menurutku adalah ini...

Suatu masalah yang timbul antara kedua pihak, sebenarnya haruslah diselesaikan oleh kedua pihak itu sendiri. Karena mereka sendirilah yang tahu sendiri mengenai konflik tersebut, dan apa sebenarnya penyelesaian yang terbaik untuk mereka.
Solusi suatu masalah tidak terdapat di pihak ketiga, atau pun pihak keempat atau pun pihak kesekian.
Dan sangat tidak tepat bagi orang lain untuk sok-sok ikut campur dan memperbesar masalah.
Ya memang, kadangkala dibutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan suatu mediasi, namun ingat, siapa yang bertikai, itulah yang harus menyelesaikan.
Review of this movie: 8/10