Selamat pagi... !
Kali ini ingin berbagi soal apa sih sebaiknya yang gw lakukan ketika gw berjalan kaki...
1. Berjalanlah di tempat yang sesuai
Yes, I know. Di Indonesia jarang sekali ada trotoar yang layak. Seringkali pejalan kaki terpaksa berjalan di tepian jalan. Atau pun kalau ada trotoar, yang sering gw temuin sih, entah bolong-bolong, tidak rata, beralih fungsi. Dalam soal alih fungsi, gw ga cuman menunjuk ke pedagang kaki lima ya.
Jari gw terarah para pemilik lahan usaha. Sering bukan kita melihat lahan selebar 1-1.5 meter yang tadinya trotoar itu sekarang diratakan sebagai jalan masuk ke tempat usaha, or malah sekalian jadi lahan parkir?
Gw "mengerti" ketika pedagang kaki lima "mengakuisisi" trotoar, karena kadang mereka tidak punya tempat lain untuk tempat usaha. Tapi para pengusaha yang memiliki modal untuk membeli lahan? Shame on you.
Dengan berbagai halangan untuk jalan kaki, tetap saja, usahakanlah berjalan kaki di tempat yang sesuai. Semakin ke pinggir lebih bagus. Untuk gw pribadi, gw prefer jalan di pinggir kanan jalan.
Kenapa? Supaya gw bisa melihat langsung kendaraan yang menuju ke arah gw.
2. Earphone is prohibited
Dengan memposisikan diri dalam keadaan fully alert dengan suara di sekitar, itu akan membuat gw lebih siaga ketika misal ada "suara klakson motor yang mencuri jalur pejalan kaki" , dan percayalah itu seringkali terjadi. Atau ketika kita menyeberang di dekat blind corner (secara umumnya zebra cross ada di dekat perempatan), maka sangat penting untuk mengandalkan pendengaran untuk mewaspadai apakah ada kendaraan yang akan berbelok.
3. Menyeberanglah di tempat yang semestinya
Ini cukup sulit dilakukan sebenarnya, secara gw jarang sekali nemu zebra cross di Jakarta. Mungkin sekali hari ini ada di suatu tempat, tapi nanti ketika ada pengaspalan ulang, zebra cross itu hilang karena tidak dicat ulang.
Atau alasan klasik soal posisi peletakan zebra cross or jembatan penyeberangan "Tempatnya nanggung" atau "Jauh ah".
Wahai tuan dan nyonya dan nona muda sekalian, coba deh kalian definisikan jauh itu berapa meter sih?
Gw seringkali geli sendiri ketika menanyakan definisi jauh ketika berjalan kaki pada orang Indonesia pada umumnya. Karena kadang mereka bilang zebra cross/jembatan yang hanya 15-20 m dari tempat kalian menyeberang itu jauuuuh, tapi mereka sangat kuat berkeliling pasar dan mall.. *LOL*
Terakhir..
4.Sadar bahwa semua pengguna jalan mempunyai Hak dan Kewajiban
Ini masalah kesadaran sih menurut gw. Menurut pengamatan gw, pada umumya orang di Indonesia itu sadar akan HAK, tapi tidak soal KEWAJIBAN.
Sebagai pejalan kaki, gw berhak mendapatkan tempat yang layak untuk berjalan kaki. Tapi ya jangan lupa saja, gw tetap wajib bertanggung jawab atas keselamatan gw dengan mematuhi rambu-rambu yang ada.
Karena ingat, sama seperti seorang pengguna sepeda motor mengendalikan motornya, atau seorang sopir mengemudikan kendaraannya, maka seorang pejalan kaki juga pasti mengendalikan badannya.
Jangan salahkan si pengemudi jikalau kmu tertabrak ketika menyeberangi jalan tol (kasus ekstrim), or jikalau kamu menyebrang di jalan yang sudah ada batas tengah (ini pemandangan setiap hari), menyeberang di bawah jembatan penyeberangan (juga pemandangan setiap hari), berjalan di tepian jalan dengan memakai earphone sehingga tidak mendengar ketika ada kendaraan menghampiri..
Jadilah Pejalan Kaki yang Bertanggung Jawab... :)
Kali ini ingin berbagi soal apa sih sebaiknya yang gw lakukan ketika gw berjalan kaki...
1. Berjalanlah di tempat yang sesuai
Yes, I know. Di Indonesia jarang sekali ada trotoar yang layak. Seringkali pejalan kaki terpaksa berjalan di tepian jalan. Atau pun kalau ada trotoar, yang sering gw temuin sih, entah bolong-bolong, tidak rata, beralih fungsi. Dalam soal alih fungsi, gw ga cuman menunjuk ke pedagang kaki lima ya.
Jari gw terarah para pemilik lahan usaha. Sering bukan kita melihat lahan selebar 1-1.5 meter yang tadinya trotoar itu sekarang diratakan sebagai jalan masuk ke tempat usaha, or malah sekalian jadi lahan parkir?
Gw "mengerti" ketika pedagang kaki lima "mengakuisisi" trotoar, karena kadang mereka tidak punya tempat lain untuk tempat usaha. Tapi para pengusaha yang memiliki modal untuk membeli lahan? Shame on you.
Dengan berbagai halangan untuk jalan kaki, tetap saja, usahakanlah berjalan kaki di tempat yang sesuai. Semakin ke pinggir lebih bagus. Untuk gw pribadi, gw prefer jalan di pinggir kanan jalan.
Kenapa? Supaya gw bisa melihat langsung kendaraan yang menuju ke arah gw.
2. Earphone is prohibited
Dengan memposisikan diri dalam keadaan fully alert dengan suara di sekitar, itu akan membuat gw lebih siaga ketika misal ada "suara klakson motor yang mencuri jalur pejalan kaki" , dan percayalah itu seringkali terjadi. Atau ketika kita menyeberang di dekat blind corner (secara umumnya zebra cross ada di dekat perempatan), maka sangat penting untuk mengandalkan pendengaran untuk mewaspadai apakah ada kendaraan yang akan berbelok.
3. Menyeberanglah di tempat yang semestinya
Ini cukup sulit dilakukan sebenarnya, secara gw jarang sekali nemu zebra cross di Jakarta. Mungkin sekali hari ini ada di suatu tempat, tapi nanti ketika ada pengaspalan ulang, zebra cross itu hilang karena tidak dicat ulang.
Atau alasan klasik soal posisi peletakan zebra cross or jembatan penyeberangan "Tempatnya nanggung" atau "Jauh ah".
Wahai tuan dan nyonya dan nona muda sekalian, coba deh kalian definisikan jauh itu berapa meter sih?
Gw seringkali geli sendiri ketika menanyakan definisi jauh ketika berjalan kaki pada orang Indonesia pada umumnya. Karena kadang mereka bilang zebra cross/jembatan yang hanya 15-20 m dari tempat kalian menyeberang itu jauuuuh, tapi mereka sangat kuat berkeliling pasar dan mall.. *LOL*
Terakhir..
4.Sadar bahwa semua pengguna jalan mempunyai Hak dan Kewajiban
Ini masalah kesadaran sih menurut gw. Menurut pengamatan gw, pada umumya orang di Indonesia itu sadar akan HAK, tapi tidak soal KEWAJIBAN.
Sebagai pejalan kaki, gw berhak mendapatkan tempat yang layak untuk berjalan kaki. Tapi ya jangan lupa saja, gw tetap wajib bertanggung jawab atas keselamatan gw dengan mematuhi rambu-rambu yang ada.
Karena ingat, sama seperti seorang pengguna sepeda motor mengendalikan motornya, atau seorang sopir mengemudikan kendaraannya, maka seorang pejalan kaki juga pasti mengendalikan badannya.
Jangan salahkan si pengemudi jikalau kmu tertabrak ketika menyeberangi jalan tol (kasus ekstrim), or jikalau kamu menyebrang di jalan yang sudah ada batas tengah (ini pemandangan setiap hari), menyeberang di bawah jembatan penyeberangan (juga pemandangan setiap hari), berjalan di tepian jalan dengan memakai earphone sehingga tidak mendengar ketika ada kendaraan menghampiri..
Jadilah Pejalan Kaki yang Bertanggung Jawab... :)